Minggu, 03 November 2013

Quiz hunter!

Sebenarnya ini berawal dari rasa penasaran pada pengarang buku cerita anak saya. Dian Kristiani. Alhamdulillah, setelah menemukannya, singkat cerita, saya nyasar ke grup yang beliau ikuti. Dan atas kuasa Allah, grup itu sedang melakukan audisi naskah.

Saya yang sok pede, akhirnya memberanikan diri untuk menyodorkan karya saya. EH, alhamdulillah, lolos! Walaupun harus revisi berkali - kali, saya menganggap inilah jalan hidup saya...(Haha, mellow banget!) Eh iya, bener lo, dari suggest yang diberikan para penulis keren tersebut, saya dapat banyak masukan, lo! Terutama bagaimana menggunakan kalimat efektif! Hihihi, secara saya ini suka melebih-lebihkan kata!

Mohon doanya, proyek audisi yang diperuntukkan untuk kegiatan sosial ini segera terwujud!

Naaaah, layaknya penggemar sambel yang walaupun merasa pedas tapi tetap ingin berpetualang dengan rasa yang menggigitlambung, saya tak berhenti. Alhamdulillah, dari grup regional tersebut, saya terdampar di grup yang lebih besar. Grup penulis anak berskala nasional. Di grup itu, saya seperti menemukan sesuatu yang hilang! Saya dapat banyak ilmu. Saya juga bertemu dengan banyak penulis hebat yang kalau menerbitkan buku itu segampang membuat status fesbuk! Coba aja mampir di grup itu tiap hari Rabu... Duh, ngiler deh.. Banyak banget buku baru yang diperkenalkan oleh pengarangnya! Disamping ngiler pengen punya bukunya, juga karna ingin seperti penulisnya!

Dan.... Esok harinya, akan ada banyak kuis untuk anggota. Disitu hadiahnya berupa buku. Coba - coba buah mangga tetangga (nyolong, dong?), saya tertarik untuk mengikuti kuis - kuis tersebut sebisa saya. Kuisnya menantang kita untuk mengeluarkan keahlian kita dalam merangkai kata. Alhamdulillah, selama ini saya sudah menang dua kali, lo!

Merasa ada peruntungan di dunia menulis, saya coba ikut klub lain. Di klub khusus penulis wanita itu, semakin horor! Ada event menulis yang menyediakan tema berbeda tiap pekannya. Jika grup penulis anak yang saya sebutkan sebelumnya mengharuskan peserta kuis menyetorkan satu kalimat sampai satu paragraf, di grup penulis muslimah ini meminta peserta menyetorkan flash fiction atau puisi. Hadiahnya berupa kesempatan ikut dalam buku antologi yang akan terbit. Alhamdulillah, sudah ada satu tulisan saya yang masuk jajaran karya layak terbit! Yeiiiy... give applause!

Nah, dari situ, muncullah keisengan saya untuk mencari lebih banyak kuis menulis! Dan ternyata, ada banyaaaaak situs yang menyodorkan kuis pada penggunanya. Saya yang sedang merangkak untuk mewujudkan keinginan menjadi penulis profesional, senang mengikuti event-event tersebut. Hadiah menjadi nomor kesekian untuk saya. Bahkan beberapa kuis yang saya ikuti, setelah naskah disetor, baru sadar untuk mencari apa sih hadiahnya? Jangan2 penerbitan yang berbayar? Hehehe...  Oia, di kuis2 tersebut, biasanya memberikan tema tulisan. Nah, dengan adanya tema, saya bisa dengan mudah mengubek-ubek memori, memainkan imajinasi, untuk menulis.

So, apa hikmah dibalik awan kali ini?

Hmm, setelah menjadai quiz hunter (pemburu kuis) saya sadar bahwa dengan adanya kenyataan bahwa ternyata banyak kuis menulis bertebaran, saya bisa meningkatkan gairah menulis saya. Ini sebenarnya sama dengan saat kita mengeluh atas masalah yang sedang kita hadapi. Sebenarnya jika mau sedikit berusaha, akan ada banyak cara untuk menyelesaikannya. Termasuk hilangnya semangat akan sesuatu hal. Carilah sebanyak - banyaknya 'fernipan' yang membuat roti2 dalam dirimu mengembang dengan indah!

Oia, selain menyertakan tema, semua kuis mensyaratkan deadline. Hal ini juga bisa jadi pembelajaran bagi kita. Satu, dengan adanya 'paksaan' kadang kita bisa lebih fokus dan maksimal. Dua, kuis itu seolah babak - babak masalah kehidupan yang harus kita hadapi. Tak ada kehidupan tanpa masalah. Justru Allah menunjukkan kasih sayang-Nya pada makhluk dengan memberi masalah. tinggal kita mau menyelesaikan masalah itu dengan indah hingga kita bisa jadi pemenang, atau 'mengerjakan'nya secara asal-asalan sehingga kita hanya bisa gigit jari saat deadline datang. Apa deadline kita sebagai manusia? Ya, kematian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar