Hari ini Risky S. ulang tahun. Berhubung kedua orang tuanya
bekerja di sebuah rumah makan terkenal, hidangannya berhasil membuat heboh
warga sekelas. Belum lagi, Risky S. termasuk anak yang disayang teman-temannya.
Setelah berhasil meminta seluruh siswa 2 B untuk duduk
membentuk lingkaran, saya memulai acara tasyakuran ulang tahun Risky S.
“Alhamdulillah, hari ini mas Risky berulang tahun.
Sebelumnya, ada yang mau mendoakannya?”
Putra, sahabat Risky mengangkat tangan sambil berseru
mantap, “Ris, selamat ulang tahun ya. Semoga panjang umur!”
Saya menyela, “Sebentar-sebentar... Lihat gambar ustadzah
ini..”
Kemudian saya tarik perhatian para jundullah ini ke sebuah
garis yang saya torehkan di papan tulis.
“Dulu, saat mas Risky lahir, begitu pula dengan semua
manusia yang diciptakan Allah, telah mempunyai bekal dari Allah. Yaitu batas
usia dan rejeki. Semua sudah memiliki batas usia itu... Nah, misal nih ya, mas
Risky punya batas usia sampai seratus tahun. Maksudnya, mas Risky misalnya akan
meninggal di usia 100 tahun...”
Aku menulis angka 100 di ujung garis disertai tawa beberapa
anak.
...
(tulisan ini sedang diikutkan seleksi antologi pengalaman mengajar
guru-guru Insan Kamil. Karena itu, belum semua yang ku posting. Kali aja
nyantol, pembaca bisa melanjutkannya dengan membeli buku tersebut!
Hehe..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar